Bondowoso – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Bondowoso melalui Bidang Idiologi Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan Ekonomi Sosial Budaya (EKOSOSBUD) bekerja sama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) serta Tim PAKEM sukses menyelenggarakan Kemah Kader Moderasi Beragama. Kegiatan berlangsung pada Sabtu (30/8/2025) mulai pukul 04.00 hingga 13.00 WIB di kawasan Wisata Teduh Glamping, Sumberwringin, Bondowoso.
Acara ini dihadiri oleh Plt. Kepala Bakesbangpol, Ketua FKUB, jajaran pengurus FKUB, perwakilan Kemenag, serta 40 peserta dari kalangan siswa-siswi SMA, SMK, dan Madrasah lintas agama. Hadir pula Analis Kebijakan serta Pelaksana bidang Idiologi Wasbang dan Ketahanan EKOSOSBUD Bakesbangpol.
Kegiatan dimulai dengan sholat Subuh dan renungan alam di Pondok Pesantren Raudlatul Mustarsyidin, dilanjutkan dengan senam moderasi serta kunjungan studi wisata ke peternakan sapi. Setelah itu, peserta mengikuti sesi simulasi dan diskusi membangun toleransi yang dipandu oleh Dr. H. Saihan, M.Pd.I.
Dalam simulasi tersebut, peserta diajak memahami makna moderasi beragama melalui filosofi pohon pelangi yang melambangkan keberagaman agama, budaya, suku, dan ras namun tetap kokoh bersatu sebagai bangsa Indonesia.
Selanjutnya, peserta mengikuti outbound bertema Jembatan Harmoni di wisata Hutan Bambu. Mereka mempresentasikan hasil diskusi kelompok terkait makna moderasi beragama, yang menekankan pentingnya sikap adil, berimbang, serta patuh pada konstitusi demi terwujudnya masyarakat yang damai dan toleran.
Menjelang penutupan, seluruh peserta mendeklarasikan Ikrar Kader Moderasi Beragama yang berisi komitmen menolak intoleransi, mengedepankan dialog, serta menjadi agen perubahan untuk terciptanya masyarakat damai, inklusif, dan berkeadaban.
Para peserta juga menyampaikan kesan positif, merasa mendapat banyak ilmu, pengalaman, serta kesempatan mempererat persaudaraan lintas agama. Mereka menegaskan pentingnya menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengedepankan toleransi dan semangat kebersamaan.
Dalam arahannya, Plt. Kepala Bakesbangpol menekankan pentingnya toleransi dalam sejarah bangsa. Ia menyinggung perumusan Sumpah Pemuda, khususnya lahirnya Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang merupakan hasil kompromi dan toleransi lintas suku.
“Bahasa Indonesia lahir bukan karena egoisme satu suku, melainkan hasil toleransi bersama. Semangat inilah yang harus kita teladani dalam menjaga keutuhan bangsa,” ujarnya.
Kegiatan Kemah Kader Moderasi Beragama ditutup dengan makan siang bersama. Seluruh rangkaian acara berjalan dengan lancar dan penuh kekeluargaan, meninggalkan kesan mendalam bagi peserta untuk terus menghidupkan nilai-nilai moderasi dalam kehidupan sehari-hari.