Plt. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Bondowoso menghadiri Rakor TIMPORA

BONDOWOSO - Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA) Kabupaten Bondowoso menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) pada 30 April 2025 di Hotel Dream Land Bondowoso. Rakor yang dipimpin oleh Kabag Tata Usaha dan Umum Kanwil Ditjen Imigrasi Jatim, Darori S.H., M.H. ini, mengambil tema penting "Pengawasan pada Penceramah Asing" dan dihadiri perwakilan berbagai instansi terkait.

Kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.20 hingga 12.15 WIB ini diikuti oleh 30 peserta dari Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jember, Kesbangpol Bondowoso, Dukcapil Bondowoso, Kejaksaan Negeri Bondowoso, Binda Jatim (Korwil Bondowoso), Kodim 0822 Bondowoso, Polres Bondowoso, dan Kemenag Bondowoso.

Dalam sambutannya, Darori S.H., M.H. menyampaikan apresiasi atas kehadiran peserta dan menekankan pentingnya pertemuan tatap muka untuk mencegah kasus-kasus seperti Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Ia juga menyebutkan rencana adanya operasi gabungan di lapangan yang terkoordinasi dengan aparat keamanan setempat, serta berharap sinergisitas dan kerja sama lintas sektor dalam pengawasan orang asing, khususnya di Bondowoso.

Kasubsi Intelijen Imigrasi Jember, Adi Bambang Guritno, menjelaskan bahwa wilayah kerja Kantor Imigrasi Jember meliputi Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Lumajang. Pemilihan tema "Pengawasan pada Penceramah Asing" didasari oleh kondisi Bondowoso yang agamis dengan banyak pondok pesantren dan lembaga keagamaan yang berpotensi mengundang penceramah dari luar negeri. Ia juga memaparkan dasar hukum pembentukan TIMPORA, yaitu Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011, PP Nomor 40 Tahun 2023, dan Permenkumham Nomor 50 Tahun 2016, serta merinci tugas dan fungsi TIMPORA yang meliputi koordinasi, pertukaran data, pengumpulan informasi, analisa, penyelesaian masalah, hingga rencana operasi gabungan.

Perwakilan Kemenag Bondowoso, Noer Fauzan, menyatakan bahwa selama ini kegiatan penceramah asing tidak memerlukan izin khusus dari Kemenag, melainkan bersifat pemberitahuan. Pihaknya akan terus mengimbau agar penceramah yang diundang tidak mengajarkan aliran sesat atau bersifat destruktif terhadap NKRI.

Sementara itu, Rizal, Korwil Bondowoso Binda Jatim, memaparkan hasil pemantauan terkait penceramah asing yang pernah datang ke Bondowoso, antara lain dari Ponpes Al-Ishlah, kelompok Syiah, dan acara tasyakuran pabrik rokok. Ia menyebutkan beberapa nama penceramah yang termonitor, seperti Syaikh Abdurahman Jabir dari Palestina serta Al Habib Abdurrahman bin Ali Mashur bin Hafidz dan Habib Muhammad bin Hussein Al-Habsy dari Yaman. Sejauh ini, ceramah yang disampaikan belum terindikasi menyimpang, namun sinergisitas lintas sektor tetap krusial. Binda Jatim juga melaporkan koordinasi rutin dengan Imigrasi Jember terkait temuan WNA Tiongkok yang mencurigakan sebagai bukti sinergi dua arah.

Beberapa kendala dalam pengawasan orang asing juga diungkapkan. Plt. Kabakesbangpol Bondowoso, Taufan Restauanto, menyoroti keterbatasan dalam permintaan data. Senada, Sekretaris Dukcapil Bondowoso, Rifky Hariyadi, menemukan adanya perbedaan data dengan Imigrasi terkait jumlah WNA yang Izin Tinggal Terbatas (ITAS) maupun Izin Tinggal Tetap (ITAP) nya telah habis, serta status perpanjangannya. Ia berharap adanya penyamaan data antar instansi.

Rakor TIMPORA ini merupakan agenda rutin tahunan yang bertujuan meningkatkan sinergisitas dalam pengawasan orang asing di wilayah Bondowoso. Tema pengawasan penceramah asing dipilih sebagai tindak lanjut dari kultur masyarakat Bondowoso yang agamis. Ditekankan perlunya pengawasan intensif dan berkelanjutan oleh aparat intelijen kewilayahan terhadap keberadaan dan kegiatan orang asing.

Acara ditutup dengan sesi foto bersama setelah coffe break. Kegiatan Rakor berlangsung aman dan kondusif.